Minggu, 07 Juni 2015

MOMENT DALAM HIDUP

Bagaimana kita menangkap dan merekam semua moment yang terjadi dalam hidup kita..?

Hidup ini singkat, terlalu singkat...
Al quran mengabarkan pada kita bahwa hidup didunia ini seperti 1 jam saja...
Lalu bagaimanakah kita memaknainya ?

Ada bahagia dibeberapa momentnya...
Ibarat sebuah kamera, kita dapat merekamnya dan menyimpannya pada memory kita...

Ada sedih didalamnya, penuh air mata, rasa kecewa, duka yang merobek hati...
Dan tak jarang kita pun bertanya dalam hati...
Ya Allah, kenapa harus aku..?
Kenapa bukan orang lain yang mengalami ini?

Andai saja kita tahu bagaimana Allah telah mengatur hidup kita dalam buku LauhMahfuz...
Semenjak kita didalam kandungan, Allah telah meniupkan setiap momen yang akan kita jalani...

Bukan hanya kamu, bukan hanya aku, bukan hanya kalian...
Semua Mahluk Allah pernah merasakan pahitnya menjalani kehidupan...

Senyum seseorang bukan berarti hidupnya selalu bahagia...
Keceriaan seseorang tidak menjamin hari-harinya selalu penuh dengan kesempurnaan...

Tapi dikarenakan dia sadar...
Jika tidak ada yang perlu dikeluhkan didunia ini...
Seberat apapun, sepahit apapun...
Semua akan berlalu, yang tersisa hanya hikmah dan pahala, atau dosa didalamnya...
Tinggal bagaimana kita menghadapinya...
Semua ada ganjarannya...

Allah menjanjikan pahala dan kebahagiaan sebagai balasan kebaikan dan ketaqwaan kita...
Allah mengancam hukuman siksa neraka, siksa kubur bahkan ganjaran kontan didunia untuk setiap dosa dan janji Allah itu adalah benar...

Lantas bagaimanakah kita akan merekam dan memaknai setiap moment dalam hidup kita ini..?

Ikhlaskanlah dan yakinkanlah pada janji Allah...
Percayalah bahwa Allah tak pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan yang dimiliki hambanya...

#Subhanallah #Alhamdulillah #BarokallahuFik #Nasehat #Untuk #Diri #Sendiri #JazakallahuKhair #IslamItuIndah

Jumat, 22 Mei 2015

KADANGKALA

Ada satu jilid dalam hidup...
Bisa saja dijadikan sebuah buku...
Agar disetiap harinya dapat dibaca...
Dapat dipeluk erat hingga bermimpi...
Dapat ditatap semaunya hingga tersenyum...
Dapat disimpan hingga sanubari menjadi saksi...

Tapi...

Segalanya hanya mampu dirasa...
Segala yang dilalui tidak mampu diungkapkan dengan sepatah kata...
Tak semua kisah kita mampu dipahami manusia...
Tak semua kisah kita dilalui oleh semua orang....

Kadangkala...

Tuhan berbuat sedemikian rupa...
Bukan untuk menyiksa hambanya...
Tapi untuk kita agar senantiasa belajar dari segala kenangan kita bersama manusia...

Biar kenangan itu, dipahat dalam tiupan doa...
Biar ia bersifat kekal, hingga sampai nafas diujung nyawa...

Sharing Poem, Poetry.
Sabtu, Mei 23, 2015.

KENAPA HARUS MENUJU MASJID

Perjalanan terjauh dan terberat ialah perjalanan menuju masjid...
Betapa banyak orang yg kaya raya, tapi tak sanggup untuk mengerjakannya...
Jangankan sehari lima waktu, seminggu sekali pun terlupa...
Tidak jarang pula seumur hidup, tidak pernah singgah ke sana...

Orang pintar dan pandai pun sering tidak mampu melakukannya...
Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga ke universitas di Eropa, Australia ataupun Amerika...
Mampu melangkahkan kaki ke Jepang, Cina dan Korea dengan semangat yang membara...
Namun ke masjid, tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh, walaupun telah bergelar profesor, Doctor ataupun Filsafat..

Maka berbahagialah bagi seseorang yang telah terbiasa melangkahkan kaki ke masjid...
Karena Baginya, sejauh manapun melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling dibanggakan selain perjalananmu menuju masjid...

Biar aku beritahu sebuah rahasia...

Sejatinya perjalanan ke masjid ialah perjalanan untuk menemui Rabbmu...
Itulah perjalanan yang diajarkan oleh Nabi serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabbnya...

Maka lakukanlah walaupun harus merangkak dalam gelapnya subuh, walaupun harus kepanasan menjelang dzuhur tiba...
Semua itu demi mengenal Rabbmu, Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang...

Wallahu a’lam bishawab...

Rabu, 22 April 2015

DUNIA TAK LEBIH BERHARGA DARI SEHELAI SAYAP NYAMUK

Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim)

Dari Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً ، وفِتْنَةُ أُمَّتِي : المَالُ

“Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, sedangkan fitnah umatku adalah harta” (HR. Tirmidzi,dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشَ الآخِرَةِ

“Ya Allah tidak ada kehidupan yang sejati selain kehidupan akhirat” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُنْ في الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيبٌ ، أَو عَابِرُ سَبيلٍ

“Jadilah kamu di dunia seperti halnya orang asing atau orang yang sekedar numpang lewat/musafir” (HR. Bukhari)

Semoga bermanfaat... #Beritaislamimasakini #beriman_ttv

Senin, 13 April 2015

KISAH TELADAN ISLAMI TENTANG SI TUKANG BATU YANG DICIUM RASULULLAH

Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.

Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”

Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”

Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,

“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, ‘inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya’.

Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.

Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)

Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.

”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)

”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)

”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)

”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)

”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)

”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Demikian lah sebagan kecil tentang kisah teladan islami agar kita semakin tahu dan semakin giat dalam mencari rizki allah yang halal dan berkah.

Minggu, 12 April 2015

TIGA GOLONGAN MANUSIA YANG TIDAK DIAJAK BICARA OLEH ALLAH SWT

Diriwayatkan dari Abu Dzarr radhiallahu'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :

ُ
“Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat kelak, tidak diperhatikan, tidak disucikan dan mereka akan mendapat siksa yang sangat pedih.”
Ia berkata: “Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengucapkannya sebanyak tiga kali.”
Abu Dzarr bertanya: “Sungguh sangat jelek dan merugi mereka itu. Siapa mereka itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Musbil (orang yang menjulurkan kain hingga di bawah mata kaki), orang yang gemar mengungkit kebaikan yang telah ia berikan dan seorang yang menjual dagangannya dan bersumpah dengan sumpah palsu.”

Senin, 30 Maret 2015

KUSERTAKAN BAHUKU

Kusertakan bahuku dengan ketulusan...
Agar ketabahannya mampu menahan berat beban...
Tempat ia menyandarkan segala cemas dengan ikhlas...

Sesering aku yang mencemburui sajadah malammu...
Ia yang kau jadikan tempat berkeluh kesah dari segala penat gelisahmu...
Diantara sujud paling sunyi pada sepertiganya...
Jika malam setia memeluk gelisahmu...
Aku ingin senantiasa menyelipkan doa paling rahasia...
Agar rasa yang begitu gigil kian dihangatkan...

Kusertakan bahuku bersama cinta yang dimunajatkan...
Agar kelak, tak kau temui lagi rasa yang senyap...
Di dada kiriku, engkau menjelma kupu-kupu yang berhias indah sayap-sayap doa...
Jika kecemasanku itu kamu, semoga doa senantiasa menyejukkan ketabahan ini...

Malang, 24 Maret 2015